Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mutu dan Tanggungjawab Sekolah

Mengembangkan budaya mutu guru bukanlah sesuatu yang bersifat instan dan terjadi begitu saja, tetapi melalui proses perjuangan yang relative panjang dengan tantangan dan bahkan resistensi yang dihadapi.
Untuk mengembangkan budaya mutu harus diawali dengan komitmen dari seluruh stakeholders dalam melakukan school review secara cermat dan obyektif.

Mutu dan Tanggungjawab Sekolah
Bertolak dari benchmarking dan ditindaklanjuti dengan kontrol mutu (quality control). Artinya, setelah menetapkan performa ideal dilanjutkan dengan melakukan kontrol mutu dengan cara membandingkan antara performa actual dengan performa ideal.

Jika terjadi kesenjangan antara keduanya maka perlu didiagnosis apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut, untuk selanjutnya dilakukan tindakan-tindakan nyata mengenai cara pemecahannya.

Lebih jelasnya, upaya untuk menciptakan budaya mutu guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya Gaya kepemimpinan kepala sekolah. Untuk mendapatkan pemimpin sekolah yang sesuai dengan era kini diperlukan kejelian dalam menghadapi segala permasalahan-permasalahan yang ada, di samping itu juga harus mempunyai kemampuan memimpin dan kemampuan intelektual yang tidak diragukan sehingga di dalam memutuskan suatu kebijakan dapat diterima baik oleh masyarakat luas maupun sekolah yang dipimpinnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan lain, di mana masih banyak kepala sekolah yang belum mampu menunjukkan profesionalisme yang memadai. Hal ini disebabkan antara lain karena masih banyak kepala sekolah yang belum mampu menerapkan gaya kepemimpinan dengan baik, kepala sekolah tidak berusaha menegakkan disiplin dalam melaksanakan tugas, datang dan pulang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Berdasarkan data yang diperoleh pada kepagawaian dinas pendidikan kota Gorontalo, tercatat dalam tahun pelajaran 2010/2011 telah terjadi 20 kali pergantian kepala sekolah baik di tingkat TK, SD, SMP dan SMA/SMK (data tahun 2012) dan berdasarkan infomrasi yang diperoleh dari sumber data hal ini diantaranya disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap gaya kepemimpinan sehingga dalammelaksanakan tugas kepemimpinannya selalu bertentangan dengan keinginan pemerintah dan bawahannya.

Disamping dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, upaya meningkatkan budaya mutu guru dapat pula dipengaruhi oleh Disiplin kerja guru . Sekolah yang memiliki disiplin kerja yang tinggi mudah mencapai apa yang di cita-citakan ataupun apa yang menjadi visi maupun misi dari sekolah, karena dalam kondisi seperti ini semua komponen yang ada di dalamnya termasuk guru dan siswa mempunyai peluang yang besar dalam membina dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Kemampuan guru membina dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki akan berafiliasi pada meningkatnya mutu pendidikan. Demikian pula bahwa budaya mutu guru sangat ditentukan pula oleh motivasi berprestasi guru.

Keberhasilan guru dalam meningkatkan mutu ataupun membudayakan mutu tidak akan tercapai bila dari dalam diri guru yang menjadi motor penggerak pendidikan dilingkungan sekolah tidak ada motivasi untuk berbuat ataupun bekerja.

Bila dalam diri seseorang terdapat motivasi untuk berprestasi, maka dalam keadaan bagaimanapun akan muncul upaya untuk berusaha dan bekerja untuk meraih prestasi. Dan bila dalam diri guru telah tertanam motivasi untuk berprestasi maka akan ada upaya untuk memperbaiki pekerjaannya dan hasilnya adalah terjadinya peningkatan mutu. Semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki oleh para guru maka semakin mudah untuk menanamkan dan menerapkan budaya mutu guru.

Posting Komentar untuk "Mutu dan Tanggungjawab Sekolah"